Sabtu, 14 Maret 2009

CONTRENG

oleh:afaf baehaqi

sebagai permulaan posting blog kali ini,aku masih bingung akankah blog ini bisa bertahan lama,pertanyaan itu terus mengusik,karena aku sendiri merasa kalau aku ini orang yang gampang bosan,tapi tidak apalah minimal aku sudah mencoba mencurahkan apa yang selama ini ku alami dalam blog ini.

akhir2 ini setiap browsing internet untuk sekedar cari info ,yang ada hanya berita tentang perebutan kursi presiden,dan yang mengherankan lagi kandidatnya adalah hanya orang2 itu saja,hingga sempat berpikir apakah indonesia hanya milik mereka saja,atau apakah indonesia nantinya akan berubah menjadi negara dynasti,sebab yang muncul selama ini didominasi hanya dari beberapa keturunan yang dulunya berpengarung di negeri ini

,,ah bodo amat kenapa harus pusing mikirin tentang kursi presiden,toh siapapun yang berhasil mendudukinya kelak dia takan pernah memikirkan orang2 sepertiku.

aku teringat ketika dulu masih sering nongkrong di terminal induk pemalang,karena kebetulan aku mencari nafkah di sana,aku punya teman seprofesi,usianya jauh di atasku bahkan mungkin Kang Sarno lebih pantas jadi orang tuaku ketimbang jadi temanku,
kejadian itu berawal ketika kami duduk2 di warung kopi Bu Yati sambil menunggu penumpang penuh,

"kenapa negeri ini nggak pernah bisa makmur,padahal gonta ganti presiden sudah sering,dari presiden laki laki sampai presiden perempuan semua sudah di coba,namun sama,malah yang ada sepertinya buang2 duit saja karena sangking seringnya ngadain pemilu"ucap Yu Yati mengawali topik pembicaraan,

"ya terus bagaimana lagi memang negara ini sudah terlanjur sakit,jadi nggak ada yang mampu mengobatinya"jawabku

"sebenarnya ngurus negara itu gampang,gak perlu muluk2,,gak perlu obral janji,kalau tahu aturanya,,"ucap kang sarno yang semakin membuat aku penasaran,karena aku sendiri sudah sering mendengar orang pintar yang sebenarnya belum tentu pintar berbicara politik,mereka berbicara panjang lebar dengan berbagai analisa yang aku sendiri kurang begitu paham karena di sampaikan dengan bahasa intelek yang sesuai dengan gelar kesarjanaanya,tapi yang ini lain,ini datang dari ucapan seorang Kang Sarno seorang supir lulusan SR(SD jaman dahulu)dengan segala kejujuran dan keluguan khas rakyat kecil,

"terus ngurus negara yang betul seperti apa kang?"tanyaku sambil mencoba mendengarkan dengan seksama

"pemimpin itu harus tahu karakter rakyatnya,,negara itu ibarat sebuah bus"jelasnya sambil sesekali menyeruput kopi pahit di depannya dan mengipas2 tanganya untuk mengalau lalat yang sesekali hinggap di atas cangkirnya.

"maksudnya"tanyaku semakin penasaran

"dalam pengoprasian bus,di butuhkan supir,supir di sini ya presiden..yang tugasnya membawa para penumpang yang dalam negara adalah rakyat,untuk menuju tujuan yang telah di sepakati bersama,dan supir harus satu orang,,tidak boleh ada dua supir dalam satu bus,supir juga harus taat pada rambu2 ndak boleh ugal2ankarena ini menyangkut keselamatan penumpang"jelasnya ,Yu Yati pun mulai manggut2 bertanda dia bisa mengikuti jalanya pembicaraan,

"dalam pengoperasianya supir membutuhkan bantuan kondektur dan juga kenex,kondektur itu yang bertugas mengurus keluar masuknya uang,menjadi seorang kondektur haruslah cermat,tidak boleh korupsi jangan seperti pejabat2 yang ketangkep KPK kemarin,"ungkapnya yang semakin membuat aku jadi enggan untuk beranjak dari pojok warung yu yati

"seperti halnya sebuah bus negara juga memerlukan biaya untuk pengoperasiaan,lha untuk memenuhi biaya itu dipungutlah tarif dari penumpang dalam negara di sebut sebagai pajak jadi rakyat juga harus taat pajak,jangan kita maunya minta sama negara tapi kita tidak pernah membayar pajak....ndak bener itu...karena kalau pajak lancar bus juga lancar.eh.. negara juga bakalan maju,..lha kalau kenek itu bertugas membantu penumpang,dan memberi rasa aman kepada para penumpang,baik rasa aman dari pemerasan,atau bahkan dari ulah para pencopet,jangan malah sekongkol,,,,sebab kalau penumpang tidak merasa aman mereka di khawatirkan akan berpindah ke bus yang lain."jelasnya sambil berapi2 persis caleg kalau pas lagi Kampanye
. . ...obrolan kami berhenti di situ karena kami harus bergantian dengan bus yang di belakang.

dari obrolan ringan itu aku justru berfikir,semudah itukah mengatur sebuah negara? ah.. itu adalah opini dari kang sarno yang mewakili rakyat kecil,dan siapa saja bebas menngeluarkan pendapatnya masing2 karena kita hidup di negara yang katanya demokrasi dan menurut kabar terbaru,indonesia adalah merupakan negara paling demokrasi,entah dilihat dari sisi mana penilaianya,aku juga kurang tahu.
tapi terlepas dari semua itu kenapa tokoh2 kita silih berganti mencoba mengatur negara ini namun hasilnya tetap sama, tidak ada perubahan, bahkan negara kita makin terpuruk,pendidikan semakin mahal,harga2 bahan pokok yang seharusnya tidak naik,namun kenyataanya cenderung terus naik.
lapangan pekerjaan semakin sempit,hingga aku teringat kalimat yang tertulis di dinding WC sekolahku dan ternyata memang ada benarnya,kalimat itu berbunyi"AKIBAT EBTANAS PENGANGGURAN SEMAKIN BERTAMBAH"jadi seolah2 EBTANAS disini adalah awal dari pengangguran.
entah sampai kapan indonesia jadi pengekspor TKI,yang dengan susah payah menjadi Pahlawan Devisa bagi negeri ini ,walau kadang hak2 kami tidak kami terima layaknya seorang pahlawan(maaf penulis juga seorang TKI).

di pemilu yang sebentar lagi kita laksanakan aku berharap kepada para caleg maupun capres,untuk tidak mengatasnamakan rakyat kecil hanya di saat2 kampanye saja,tetapi setelah mereka berhasil menduduki kursi masing2,mereka harus ingat janji2 yang pernah terucap karena janji adalah hutang,rakyat kecil sudah sering di bohongi.
,jangan sampai rakyat tidak percaya lagi dengan roda pemerintahan karena itu sangat berbahaya sekali dan satu lagi harapan saya semoga di pemilu kali ini Kang Sarno ikut dalam bursa calon ,biar aku bisa memilihnya.HIDUP KANG SARNO

Jumat, 06 Maret 2009

SEMUT

oleh:afaf baehaqi

aku mencoba menari di kesunyian ,hening,tanpa irama.
mencari serpihan yang pernah berserak.
kususun seperti puzzle yang tak pernah lengkap.
selalu saja tak sempurna.

selama ini tertindas oleh keangkuhan.
materi selalu jadi ukuran.
hingga aku pernah berpikir,ternyata sulit untuk sekedar ingin menjadi manusia.
harus sakit,harus terhina,harus menangis,meski tanpa suara.


ketika aku haus,aku hanya butuh setetes air.
hanya setetes untuk sekedar membasahi tenggorokanku yang kering.
ku hanya berdiri terpana sambil melihat ikan ikan berenang,bebas minum didalam akuarium.
ku hanya mampu menelan ludah.

dan sekarang.......
setelah aku gali sumur dengan keringat bercampur darah.
akhirnya air itu keluar,jernih,menyejukan.
dan mereka pun berbondong menimba sambil menari...
dan akupun terinjak

oh...dunia
aku sudah leleh...
menghadapi mereka...
aku bosan